header
Kamis, 17 Januari 2019
Empat Ribu Santri Khidmat Ikuti Upacara di Tugu Pahlawan
Apel Hari Santri Nasional 2016 digelar secara meriah di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya. Sebanyak 4.444 santri mengikuti dengan khidmat upacara hari santri nasional, mereka dari unsur banom (Pagar Nusa, GP Ansor, PMII, IPNU, IPPNU, Fatayat dan Muslimat), santri pondok pesantren, Universitas NU Surabaya dan sekolah madrasah di bawah naungan LP Ma’arif NU Kota Surabaya. Sebagai inspektur upacara, yakni KH MH Mutawakkil Alallah, Ketua PWNU Jatim. Komandan upacara Ahmad Sanusi dari pengurus Banser NU, Surabaya (22/10). Sebelum membarikan amanat inspektur upacara Kiai Mutawakkil mengajak seluruh peserta upacara dengan gelora juang membaca Pancasila. Pengebaran bendera merah putih oleh Pasukan Pengibar Bendera dari santri PonPes Wahid Hasyim Surabaya dan Pembacaan teks Undang-Undang Dasar 1945, naskah ikrar santri dan resolusi jihad oleh pengurus IPNU-IPPNU Kota Surabaya. Di bawah terik matahari tidak menyulutkan semangat para santri dengan khidmat mendengarkan amanat inspektur upacara. Dengan suara lantang Kiai Mutawakkil membacakan teks amanat PBNU dalam upacara hari santri. “Tanpa adanya fatwa Resolusi Jihad NU tidak akan ada insiden pembunuhan Jendral Malaby, tidak akan ada 10 Nopember atau Hari Pahlawan,” ujar Pengasuh PonPes Zainul Hasan Genggong, Probolinggo ini. Siapa dibalik semua itu? “Ialah Bung Tomo, Pahlawan Resolusi Jihad. Saat Bung Tomo mendengar ada fatwa resolusi jihad, dia langsung sowan kepada Mbah Hasyim meminta ijin untuk mengajak arek-arek suroboyo melakukan perlawanan terhadap sekutu NICA,” terang Kiai Mutawakkil dihadapan santri. Kiai Hasyim berpesan awali dan akhir dengan kalimat takbir setiap anda memulai berpidato
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar